Selasa, 27 Mei 2008

Investor Masih Pilih Profit Taking

JAKARTA - Akhirnya investor benar-benar memilih melakukan aksi ambil untung (profit taking) sebagai respons atas naiknya harga bahan bakar mesin.

Investor memilih wait and see, sembari menunggu langkah Bank Indonesia (BI) dalam mengamankan moneter akibat imbas kenaikan BBM yang bisa membuat angka inflasi melambung tinggi.

Pada perdangan Senin (26/5/2008), IHSG ditutup terkoreksi 46,23 poin atau 1,87 persen ke 2.419,73. Indeks LQ45 turun 12,37 poin ke 514,74, dan Jakarta Islamic Index (JII) anjlok 12,61 poin ke 436,94.

Volume perdagangan di pasar reguler terpantau 2,809 miliar saham dengan nilai Rp3,941 triliun. Saham yang menguat 54 jenis, melemah 144 jenis, dan stagnan 47 jenis saham.

Saham-saham yang melemah (top loser) antara lain, PT Astra International Tbk (ASII) turun Rp950 ke Rp19.650, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) turun Rp550 ke Rp25.850, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) turun Rp500 ke Rp7.500, dan PT Petrosea Tbk (PTRO) turun Rp400 ke Rp6.600.

Sementara, saham-saham yang menguat (top gainer) antara lain, PT Tri Polyta Indonesia Tbk (TPIA) naik Rp650 ke Rp2.850, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) naik Rp250 ke Rp12.500, PT Mitra Rajasa Tbk (MIRA) naik Rp170 ke Rp1.750, dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT) naik Rp150 ke Rp2.250. (hsp)

PPA Siap Lelang Properti Aset Eks BPPN

JAKARTA - PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) bekerja sama dengan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Departemen Keuangan akan melakukan lelang properti atas aset-aset milik negara eks Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).

"Pengumuman rencana lelang dilakukan hari ini, sedangkan pelaksanaan lelang dimulai pada 23-26 Juni 2008," kata Direktur Utama PPA Rachmat Saptaman, kepada wartawan saat konferensi pers program lelang aset properti di kantornya, Sampoerna Strategic Square, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, (26/5/2008).

Aset yang ditawarkan, terdiri dari 1.568 unit aset yang dibagi dalam dua kategori utama, yaitu sembilan buah peket aset dan 78 buah individu aset yang terdiri dari tanah kosong, tanah kavling, rumah, apartemen, kios, ruko, dan ruang perkantoran. Aset-aset ini antara lain terletak di sekitar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodeptabek), Bandung, Semarang, Surabaya, Lampung, Makassar, dan Jambi.

Rahmat mengatakan, perkiraan dana yang bisa diserap dari 1.568 unit aset itu sebesar Rp1,1 triliun, dengan target minimal 80 persen.

Saat ini, total keseluruhan properti eks BPPN total mencapai Rp1,8 triliun, termasuk yang akan dilelang mendatang. Sisanya, 1.900 unit senilai Rp700-800 miliar masih di tangan PPA.

Selain itu, PPA juga masih memiliki piutang Petrokimia yang mencapai Rp3,2 triliun, dan aset kredit skala menengah sebesar Rp300 miliar. "Sementara, piutang di Texmaco, dan aset asuransi masih dihitung ulang," katanya.

Rachmat memaparkan, untuk mencukupi kebutuhan APBN 2008, PPA diwajibkan menyetor Rp3 triliun kepada pemerintah. Setoran ini meningkat, dibanding tahun lalu sebesar Rp600 miliar. "Oleh sebab itu, kami akan optimalkan penagihan kepada Texmaco dan Petrokimia," katanya. (rhs)

Tiga Investor Asing Siap Investasi Biofuel


Kapanlagi.com - Tiga investor asal Amerika Serikat, Australia dan Korea Selatan, menyatakan minat mengembangkan minyak nabati (biofuel) berkapasitas 2 juta kilo liter per tahun di Gorontalo dengan investasi sekitar US$500 juta.

"Mereka (investor) menyatakan siap berinvestasi," kata Gubernur Gorontalo, Fadel Muhammad, di sela Indonesian Regional Investment Forum (IRIF) 2008, di Jakarta, Senin (26/5).

Menurut Fadel, pembangunan pabrik biofuel berbahan baku buah jarak, jagung dan kelapa sawit itu sudah mendapat persetujuan atau izin dari kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

"Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku biofuel, kita menyiapkan lahan sekitar 50.000 ha yang terutama untuk jarak, jagung, dan sedikit untuk kelapa sawit," ujarnya.

Gorontalo saat ini merupakan salah satu propinsi yang masyarakatnya menikmati keuntungan menyusul kenaikan harga komoditas pertanian, terutama jagung.

Fadel menjelaskan, Gorontalo saat ini sedang gencar-gencarnya mengembangkan industri berbasis komoditi.

"Mulai tahun ini kita akan masuk pada pengembangan industri berbasis komoditi dalam skala menengah besar," ujarnya.

Menurut dia, kapasitas produksi jagung di wilayahnya saat ini telah mencapai 750.000 juta ton, dan diharapkan mencapai satu juta ton pada tahun 2009.

"Jagung merupakan salah satu komoditi andalan kami, selain juga komoditi lainnya seperti perikanan," katanya.

Produksi jagung, selain untuk memenuhi pasar ekspor seperti Malaysia, Pilipina, juga nantinya akan digunakan untuk bahan biofuel.

Terkait penyelenggaraan IRIF 2008, mantan kedua Kadin ini menjelaskan, Gorontalo menyiapkan empat fasilitas utama bagi investor yang berminat menanamkan modalnya di wilayah itu.

Selain memberikan insentif berupa kemudahan birokrasi, juga akan berikan fasilitas keringanan pajak terutama investor yang belum memiliki penghasilan.

"Kita juga membantu mempercepat pembangunan trans Sulawesi untuk mempermudah akses para investor hingga ke daerah investasi," katanya.

Menurut dia, yang tidak kalah penting menarik investor adalah komitmen Pemda Gorontalo menghilangkan berbagai distribusi dan peraturan-peraturan daerah yang dianggap menghambat investasi. (kpl/rif)

IHSG Diperkirakan Melemah

TEMPO Interaktif, Jakarta:Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia diperkirakan bergerak melemah pada perdagangan hari ini, Selasa (27/5).

"Belum ada sentimen kuat yang masuk ke pasar selain hasil RUPS tentang pembagian dividen," ujar analis pasar modal PT Optima Securities Ikhsan Binarto.

Melemahnya indeks, menurut Ikhsan, juga dipicu oleh kenaikan BBM pekan lalu dan anjloknya bursa utama Asia.

Dia memperkirakan indeks akan bergerak di kisaran 2.400 sampai 2.440, setelah sehari sebelumnya melemah 46 poin ke level 2.419.

Saham pilihan yang layak dikoleksi hari ini PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk, PT Tunas Baru Lampung Tbk, PT Bumi Resources Tbk, dan PT Astra Agro Lestari Tbk.

Nilai Tukar Rupiah Cenderung Turun



TEMPO Interaktif, Jakarta:Mata uang rupiah terhadap dolar AS akan cenderung turun pada perdagangan hari ini, Selasa (27/5), pasca kenaikan BBM pekan lalu.

"Pelaku pasar masih melihat pencabutan subsidi, masalah BLT, dan demonstrasi menolak kenaikan BBM sifatnya sementara atau tidak," ujar Treasury PT Bank Permata Suryanto Chang kepada Tempo.

Melemahnya nilai rupiah juga dipicu oleh kondisi bursa regional yang turun pada perdagangan kemarin. "Indeks Asia terpuruk sehingga mata uangnya pun melemah," katanya.

Selain itu, harga minyak yang berada di atas US$ 133 per barel akan semakin membuat nilai mata uang Asia melemah terhadap dolar AS.

Ia memperkirakan rupiah akan bergerak pada kisaran 9.350 sampai 9.400 pada perdagangan nanti.

Jumat, 09 Mei 2008

Perdagangan Saham Hari Ini Diprediksi Flat

TEMPO Interaktif, Jakarta:
Pergerakan indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Jakarta pada perdagangan hari ini diperkirakan flat.

"Seminggu terakhir sebelum libur panjang tidak banyak trading," kata Analis Kresna Securities Gifar Indrasakti, dihubungi Senin (8/10) pagi.

Dalam kurun waktu ini para investor akan memilih aksi ambil untung. "Waktunya kan tiga hari jadi Kamis sudah dapat," katanya. Ia memperkirakan pasar bergairah lagi setelah lebaran.

Hari ini, Gifar memperkirakan, indeks saham bergerak pada kisaran 2483-2511. Dalam sepekan lalu, indeks saham di BEJ naik 141,375 poin (5,99 persen) dari 2359,206 menjadi 2500,581.

sumber
http://www.tempointeraktif.com

Welcome

Welcome in my blog...

world market