Senin, 20 Oktober 2008

Analisa Saham hari ini

JAKARTA - Dibukanya suspensi terhadap tiga anak perusahaan milik Bakrie grup, yakni PT Bakrieland Development Tbk (ELTY), PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP), dan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) berdampak bagi investor untuk melakukan transaksi sell off, sehingga indeks harga saham gabungan (IHSG)�terkoreksi sejauh 63 poin ke posisi 1.399 pada penutupan perdagangan Jumat (17/10/2008).

"Bursa saat ini masih sangat sensitif terhadap isu-isu negatif sehingga mudah menimbulkan panic selling yang berlebihan,"

Dia menambahkan, hal yang menyebabkan panic selling, seperti dengan ditutupnya Bank Indover yang turut menjadi sentimen negatif terhadap dua emiten karena makin meningkatnya�eksposure, walaupun sebenarnya tidak seburuk yang diperkirakan investor.

Di samping itu, hal ini diperparah lagi dengan melemahnya bursa di Wall Street yang anjlok 127 poin pada penutupan perdagangan Jumat (17/10/2008), karena dipicu oleh kejatuhan sektor manufaktur dan keuangan menyusul buruknya data ekonomi AS.

Walaupun demikian, saham-saham di Wall Street menguat setelah investor memburu saham yang sudah rendah nilainya sehingga meredam kecemasan terhadap resesi global.

Hal itu mengakibatkan harga minyak mentah ditutup menguat dari USD2,00 menjadi USD71,85 per barel. Sedangkan harga minyak mentah jenis Brent terdongkrak dari USD1,76 menjadi USD69,60 per barel.

Meski dari beberapa aspek kemungkinan akan terjadi penguatan, tetapi investor pun masih menunggu dampak saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dibuka kembali dari suspen untuk menentukan timing yang tepat untuk kembali masuk ke bursa.

Untuk itu, laporan keuangan dari sektor perbankan yang diperkirakan paling cepat keluar bisa meng-counter� kekhawatiran terhadap sisi fundamental dan memberikan katalis penguatan indeks.

Selain itu, indeks pun masih dalam posisi downtrend bergerak di kisaran: 1.370-1.450 dengan pilihan saham antara lain PT Bayan Resources Tbk (BYAN), PT Semen Gresik Tbk (SMGR), PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Timah Tbk (TINS), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).

Tidak ada komentar:

world market