Senin, 13 Oktober 2008

Was-Was Warnai Lantai Bursa

JAKARTA - Tekanan global dan permintaan Grup Bakrie untuk tetap melanjutkan suspensinya masih mewarnai lantai bursa, Senin (13/10/2008). Hal ini terjadi setelah Bursa Efek Indonesia (BEI) mencabut suspensi perdagangan.

Pemicu utama, tidak adanya sentimen positif yang hadir di BEI,� melainkan sentimen negatif dari jatuhnya indeks Dow Jones, akhir pekan lalu sebesar 128 poin. Faktor lain, jatuhnya harga minyak mentah dunia di level USD78 per barel.

Pemintaan Grup Bakrie untuk tetap melanjutkan suspensi sahamnya juga diperkirakan akan menjadi katalis bagi pergerakan harga saham. Pasalnya, saham-saham perusahaan milik keluarga Menko Kesra Aburizal Bakrie ini memiliki kapitalisasi yang amat besar.

Sebelumnya, pihak otoritas bursa dan pemerintah mengeluarkan keputusan pencabutan suspensi melalui pengumuman Bursa Efek Indonesia No. Peng-0439/BEI.PSH/U/10-2008, pada Kamis (9/010/2008) lalu,� tentang Pembukaan Kembali Perdagangan.

BEI juga menyebutkan bahwa perdagangan efek bersifat ekuitas dan derivatif di BEI akan mulai dibuka kembali Senin (13/10/2008). Sesi pertama dimulai pukul 09.30 JATS tanpa pra-pembukaan.

Namun, investor berharap ada realisasi dari pembelian kembali saham (buy back) yang dijanjikan sekitar 12 emiten BUMN, seperti Bank Mandiri, Bank BNI, Jasa Marga, Aneka Tambang, Timah, Perusahaan Gas Negara, Semen Gresik, Tambang Batubara Bukit Asam, dan Adhi Karya.

Sebagai informasi, saat ini Telkom yang sebelumnya telah melakukan program buyback, ikut mendukung aksi buyback bersama BUMN lainnya. "Umumnya sudah menyatakan siap, tetapi ada BUMN yang memang karena kondisi keuangannya tidak harus ikut dalam rencana pemerintah itu," kata Menneg BUMN Sofyan Djalil.

Tetapi, pasar tetap akan memantau perkembangan bursa regional, apalagi bursa di kawasan Timur Tengah, yang menghimpun kapitalisasi amat besar, juga merosot pada akhir pekan lalu akibat imbas dari krisis kredit di AS dan Eropa serta anjloknya harga minyak mentah dunia

Tidak ada komentar:

world market