Senin, 20 Oktober 2008

Bakrie Sumatera Akan Buy Back 20%

JAKARTA - PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) akan melakukan pembelian saham kembali atau share buy back, sebanyak-banyaknya 20 persen dari saham yang beredar di publik. Adapun surat permohonan tersebut, telah diajukan kepada Bapepam-LK (Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan), beberapa hari lalu.

"Kami masih mematangkan rencana ini. Tapi, kami sudah menyampaikan surat resmi kepada Bapepam-LK," ujar Direktur Utama UNSP, Ambono Janurianto, di Jakarta, Minggu (19/10/2008).

Menurutnya, program ini akan memberi banyak keuntungan pada perseroan di masa mendatang. Saham yang dibeli kembali tersebut, saat harga sudah membaik, nantinya dapat dijual untuk� kebutuhan ekspansi usaha. Sehingga, dalam kondisi pasar yang jatuh seperti ini, buy back menjadi program yang perlu dilakukan.

Ambono menyadari, langkah buy back juga mengakibatkan naiknya debt to equity ratio (rasio utang terhadap ekuitas). Namun, dengan struktur permodalan dan likuiditas perusahaan yang sangat kuat, Ambono yakin, rencana ini tidak akan memberi beban tambahan pada perseroan. "Saat ini posisi kas kami cukup kuat," kata Ambono menjelaskan.

Hingga semester I-2008, total aset yang dimiliki perseroan adalah Rp4,67 triliun. Sementara ekuitas per 30 Juni 2008 adalah Rp2,625 triliun. Dengan jumlah tersebut perseroan optimistis, mampu melakukan buy back dengan nilai optimal sebanyak-banyaknya 20 persen dari saham yang beredar.

Perseroan juga menegaskan bahwa secara fundamental maupun likuiditas, tidak memiliki masalah. Begitupula dengan utang perseroan, yang masih belum jatuh tempo dalam waktu dekat ini.

Ambono menyatakan, suku bunga pinjaman yang mereka gunakan, umumnya fixed rate, sehingga beban bunga akan tetap stabil. Untuk likuiditas UNSP masih berada di atas syarat minimal. Besarnya rasio antara EBITDA dengan beban bunga (EBITDA over Interest Ratio), yang dimiliki UNSP saat ini, mencapai 5,25. "Ini jauh di atas syarat minimal. Tidak ada alasan untuk pesimistis," katanya lagi.

Secara operasional pun berjalan dengan sangat baik. Perseroan tetap melakukan kegiatan bisnis seperti biasa. Meski pendapatan dan laba perusahaan pada kuartal IV berpotensi melemah, akibat jatuhnya harga CPO dan karet, perseroan menyeimbangkannya dengan volume produksi dan penguatan nilai tukar USD.

Selain itu, menurut Ambono, laba bersih semester I-20008 juga sudah melampaui laba bersih 2007 (selama satu tahun). Sehingga, tahun ini pendapatan dan laba bersih perseroan dipastikan mengalami peningkatan.

Di samping itu, selama semester I-2008, pendapatan perseroan mencapai Rp1,580 triliun, mengalami peningkatan 147,7 persen secara year on year (yoy), dibanding tahun lalu sebesar Rp638,02 miliar. Sementara laba bersih, tengah tahun ini telah mencapai Rp326,45 miliar atau meningkat 335,1 persen secara yoy, dibanding tahun lalu, sebesar Rp75,024 miliar.

Tidak ada komentar:

world market