Kamis, 23 Oktober 2008

Pasar Valas Masih Marak Capital Flight

JAKARTA - Ramainya aksi capital flight atau memindahkan dana keluar negeri oleh para investor dalam negeri diduga kuat akan terus melemahkan rupiah.

Masih tingginya sentiman negatif lantai pasar bursa menjadi faktor melemahnya rupiah terhadap USD. Pelaku pasar saat ini sudah mulai berpikir akan lebih aman bila memegang USD dari pada investasi di pasar modal.

"Melemahnya rupiah bukan karena Amerika, tetapi dikarenakan tingginya permintaan USD melihat perbankan di sana sulit dapat kredit dan tidak memberikan jaminan," kata pengamat valuta asing Fahrial Anwar, saat dihubungi okezone, di Jakarta, Kamis (23/10/2008).

Diproyeksikan, pada pembukaan pagi rupiah akan bergerak di level Rp9.950-9.900. "Terbuka peluar rupiah melebar pada posisi Rp10.000 per USD," ujarnya.

Kembali terpuruknya rupiah pada angka Rp10.000 dan bahkan lebih tinggal hanya menunggu waktu saja. Pasalnya masa-masa kegelapan rupiah anjlok saat ini sudah mulai dirasakan para pengusaha yang bermasalah mulai tidak mampu membayar bunga ke bank, biaya ekspor yang besar karena rupiah melemah dan menurunnya tingkat ekspor, akibat permintaan menurun dari Amerika dan Eropa.

Selain itu, dirinya skeptis kebijakan pemerintah dengan Perpu yang dikeluarkan dan Jaminan Perbankan tidak akan menurunkan sentimen negatif rupiah terhadap dolar.

Karena apa yang dilakukan pemerintah, dinilainya tidaklah berkaitan langsung dengan perdagangan valuta asing, "Langkah pemerintah ibarat memberikan obat yang bukan sesuai penyakitnya," tandasnya.

Dia mengusulkan, pemerintah segera merevisi rezim devisa bebas dengan peraturan yang ketat dan mengawasi dana asing yang masuk (hot money). �

Sementara Dirut PT Finan Corpindo Nusa Edwin Sinaga mengatakan, apabila likuiditas USD belum memberikan hasil positif terhadap rupiah, maka rupiah dipastikan akan kembali pada posisi Rp10.000 pada akhir bulan ini.

Dirinya berharap setelah bank sentral Amerika Serikat (The Fed), Bank Sentral Inggris, dan Bank Eropa bersama-sama telah menyuntik dana segar ke pasar untuk melonggarkan likuiditas pasar global, maka rupiah bisa menguat. Namun pada penutupan pasar tidak berdampak bagi rupiah.

Tidak ada komentar:

world market