Rabu, 20 Agustus 2008

Animo Investor Terhadap SBSN Cukup Tinggi

JAKARTA - Animo investor dinilai masih cukup besar terhadap instrumen Surat Berharga Syariah Nasional (SBSN). Meskipun ada Peraturan Bank Indonesia (BI) terkait SBSN yang notabene bisa menjadi batu sandungan belum direvisi serta pasar saham yang masih bergejolak belakangan ini.

"Karena ini sebetulnya peluang yang baik untuk investor fixed income untuk melakukan strategi investasi yang lebih bersifat defensif," ucap Head of Debt Capital Market Danareksa Securities, Edwin Syahruzad, saat jumpa pers di Gedung Depkeu,� Jakarta, Selasa (19/8/2008).

Danareksa Securities adalah satu dari tiga agen penjual yang ditunjuk pemerintah untuk penerbitan sukuk. Dua lainnya adalah Mandiri Sekuritas dan BNI Sekuritas. Selain itu, menurut Edwin, pada saat ini pasar ekuitas juga sedang bergejolak dan belum memerlihatkan tanda-tanda yang cukup kuat untuk bangkit.

"Sehingga salah satu cara investor untuk melakukan investasi adalah yang toleransi risikonya cukup rendah dan sukuk menjadi salah satu alternatif," jelasnya.

Apalagi, lanjut Edwin, formasi APBN 2009 juga terlihat lebih sehat jika dipandang dari sisi sustainability serta tekanan eksternal baik itu harga minyak maupun komoditi dunia. "Jadi memang semua itu bermuara pada animo yang lebih besar kepada fixed income. Kami mencoba menangkap peluang itu untuk bisa melakukan edukasi agar bisa memerluas basis investor sukuk diluar yang konvensional selama ini," imbuhnya.

Tidak ada komentar:

world market