Kamis, 21 Agustus 2008

Dolar Menguat atas Euro dan Yen di Asia

Tokyo: Dolar berbalik menguat atas euro dan yen di perdagangan Asia hari ini setelah sebelumnya ada kekhawatiran atas kesehatan perekonomian AS.

Pengamat pasar mengatakan kemungkinan dolar dapat terus naik atas mata uang saingannya tergantung apakah harga minyak dunia akan menurun dan bagaiman kinerja saham Wall Street.

Dolar naik 109,86 yen di perdagangan pagi Tokyo dari 109,67 di penutupan perdagangan New York kemarin. Euro turun 1,4765 dolar dari 1,4783, namun naik terhadap yen 162,26 dari 162,15 yen.

Dolar sebelumnya turun di perdaganan New York di tengah kekhawatiran akan inflasi dan melemahnya pasar perumahan AS yang memunculkan kekhawatiran atas perekonomian AS. Akibatnya, harga saham menurun di Wall Street selama dua hari berturut-turut.

"Kami terus mengawasi arah harga saham," kata Saburo Matsumoto, kepala strategi valas di Sumitomo Trust Bank.

"Jika harga minyak jatuh lebih jauh, dolar akan kembali menguat," ujarnya.

Setelah jatuh ke rekor 1,60 terhadap euro di pertengahan Juli, dolar menikmati rebound.

Pada satu waktu kemarin euro melemah ke posisi terendah dalam enam bulan ke 1,4631 dolar. Minggu lalu dolar mencapai level tertinggi sejak Januari terhadap yen.

Beberapa pengamat pasar saham mengatakan dolar telah menguat terlalu cepat. Masatsugu Miyata, dealer valas di Hachijuni Bank, mengatakan dolar kemungkinan melemah.

"Yen mungkin menguat ke level pertengahan 109 (per dolar) karena faktor teknis," ujarnya.

Kekhawatiran atas ekonomi AS muncul setelah sektor perumahan AS jatuh ke tingkat terendah dalam 17 tahun di bulan Juli, sementara inflasi grosir menyentuh 9,8 persen yang merupakan tercepat dalam 27 tahun.

"Masalah kredit di sektor keuangan AS masih menghantui investor di sini," ujar Miyata.

"Bahkan jika investor membeli dolar secara temporer, mereka melakukannya hanya karena mata uang lainnya tidak menarik," ujarnya. "Perekonomian Jepang juga melemah, namun yen mungkin menguat terhadap dolar."

Tidak ada komentar:

world market