Kamis, 21 Agustus 2008

Wall Street Tampil Bergelora

NEW YORK - Akhirnya, indeks Wall Street lolos juga dari kondisi tidak menentunya di pasar keuangan, dengan ditutup rebound. Kendati, harga minyak justru kembali menguat.

Sebnarnya pasar masih nervous dengan kondisi Fannie Mae & Freddie Mac, yang berakibat pada lesunya saham-saham sektor keuangan. Hal itu membuat indeks bergerak labil dan turun sebelum ditutup menguat.

Bahkan kabar bahwa pemerintah AS akan memberikan talangan kepada kedua perusahaan keuangan itu, tidak membuat saham Fannie Mae. Bahkan merosot.

Jadi untuk menghindari gejolak harga saham, sejumlah investor lebih memilih posisi jangka pendek, dan ini yang kemudian mendongkrak kinerja Wall Street, pada perdagangan Rabu 20 Agustus waktu setempat.

"Namun, pada akhir perdagangan harga saham-saham perbankan dan lembaga pialang melambung," kata Chief Market Economist Avalon Partners Inc Peter Cardillo, seperti dikutip Associated Press (AP), Kamis (21/8/2008).

Keyakinan pasar mulai menguat ketika di sesi awal perdagangan muncul tanggapan dari CEO Fannie Mae Daniel Mudd yang mengatakan posisi keuangan perusahaannya yang merosot belakangan ini terlalu dibesar-besarkan.

Sementara kenaikan harga minyak mentah yang di kisaran USD115 per barel, seharusnya menjadi kabar buruk bagi bursa saham. Tapi yang terjadi pada perdagangan kemarin, kenaikan harga tersebut justru menggairahkan saham-saham komoditas.

Indeks Dow Jones melonjak 68,88 menjadi 11.417,43 setelah sempat turun 60 poin dan naik lebih dari 100 poin. Padahal, kekhawatiran terhadap inflasi dan kondisi sektor keuangan membuat Dow Jones kelimpungan dalam dua hari terakhir ini.

Sementara itu, indeks Standard & Poor's 500 menguat 7,85 poin menjadi 1.274,54, dan indeks Nasdaq naik 4,72 menjadi 2.389,08.

Tidak ada komentar:

world market