Kamis, 07 Agustus 2008

Si Emas Hitam Turun Harga USD118

NEW YORK - Harga minyak mentah lagi-lagi menurun dan bersandar di USD118 per barel. Si emas hitam ini masih melaju tidak terkendali, pekan lalu bercokol di level termahal, kini melucur ke bawah.

Perdagangan di New York Merchantile Exchange pada perdagangan Rabu 6 Agustus, waktu setempat, harga minyak turun lebih dari USD30 dibanding rekor tertinggi.

Penurunan ini terjadi setelah terjadi lonjakan volume cadangan minyak mentah di Negeri Paman Sam, di tengah penurunan permintaan terhadap bahan bakar minyak. Bagi para pemegang saham sektor pertambangan dan komoditas sepertinya harus hati-hati karena penurunan harga minyak berpotensi menggerus gain dari kedua sektor tersebut.

Seperti dikutip dari Associated Press (AP), Kamis (7/8/2008), harga minyak mentah jenis light sweet untuk pengiriman September turun 59 sen dolar AS menjadi USD118,58 per barel. Level itu adalah yang terendah sejak 2 Mei, atau melorot 20 persen dari rekor tertinggi pada USD147,27 yang tercapai pada 11 Juli lalu.

Sejumlah investor yakin penurunan sebesar 20 persen sebagai pertanda awal dari bearmarket atau lesunya pasar. Para pelaku pasar saat ini tengah menunggu apakah harga minyak akan turun lagi di bawah USD117 per barel, yang merupakan level resistance.

Tapi Analis di Oil Price Information Service di New Jersey Tom Kloza mengatakan, bahwa kejadian-kejadian mengejutkan seperti kekerasan di Timur Tengah atau Nigeria serta badai besar yang menghantam wilayah Teluk Meksiko, akan kembali membawa harga minyak lebih tinggi.

Sejumlah analis lainnya juga mengatakan harga minyak untuk angka panjang masih memiliki tren menguat. Departemen Energi AS melaporkan bahwa cadangan minyak mentah AS naik 1,7 juta barel menjadi 296,9 juta untuk pekan yang berakhir 1 Agustus, melampaui ekspektasi analis yang memperkirakan naik 1,2 juta barel.

Sementara itu di London, harga minyak mentah jenis Brent untuk pengiriman September turun 70 sen menjadi USD117 per barel.

Tidak ada komentar:

world market