Jumat, 04 Juli 2008

Review IHSG: Kena Pukulan BUMI

Jakarta - IHSG merosot hingga 91 poin, atau mencatat penurunan yang terburuk dibandingkan bursa-bursa regional lainnya. Penurunan IHSG terutama dimotori oleh merosotnya saham-saham sektor batubara.

Berikut review IHSG untuk perdagangan Kamis (3/7/2008)

Tak terasa, bursa Indonesia pada perdagangan hari ini merosot 91,86 poin (-3,86%) dan indeks ditutup di level 2286,6. Penurunan indeks lebih dimotori oleh penurunan saham-saham sektor batubara, terutama BUMI.

Turunnya harga future contract batubara Eropa yang mencapai 18% memicu aksi sell-off pada saham-saham batubara, terlebih saham BUMI yang mengkontribusi 50% dari total trading value hari ini yang mencapai Rp 7,3 triliun.

BUMI mendominasi perdagangan hari ini dengan mencetak rekor perdagangan tertinggi sepanjang sejarah, sekitar Rp3,68 triliun, yang serta pelemahan terbesar dalam sehari (-13,8%). Pelemahan juga diikuti sektor batubara lainnya seperti PTBA (-7,3), ITMG (-8,1%), UNTR (-6,4%) dan INDY (-5,7%).

Sentimen negatif juga ditambahkan dari kembali naiknya harga minyak dunia ke level US$144,2 dan kembali ambruknya bursa-bursa Regional dan global. pengumuman kenaikan BI Rate sebesar 25 bps pada sore tadi, tidak digubris sama sekali oleh para pelaku pasar. Padahal kenaikan BI Rate yang sesuai ekspektasi analis, akan menjadi sentimen positif bagi sektor perbankan dan properti.

Semua saham komoditas pada perdagangan hari ini ditutup melemah, mulai dari sektor mining seperti TINS (-2%), INCO (-4,9%), dan ANTM (-3,8%), sampai ke CPO Player antara lain AALI (-3,5%), LSIP (-2,9%), UNSP (-6,4%), dan SGRO (-5,2%). Sektor banking menjadi sektor paling persistance hari ini, dengan pelemahan tipis dari BBRI (-1,8%), BDMN(-2%), BMRI (-3,6%) serta BBCA yang menguat 1,9%.

Bursa Indonesia pada perdagangan esok, diperkirakan akan mampu recover dari keterpurukan hari ini. Beberapa saham yang tidak berhubungan dengan komoditas, akan rebound seperti PGAS, ASII, TLKM, INDF dan sektor banking. Saham komoditas baik dari pertambangan dan perkebunan masih akan mengalami sedikit tekanan, tergantung pada pergerakan harga komoditas terkait.

Tidak ada komentar:

world market