Senin, 23 Juni 2008

Atasi Meroketnya Harga, Arab Saudi Bisa Tingkatkan Produksi Minyak

Jedah:Arab Saudi berniat untuk meningkatkan produksi minyaknya jika konsumen membutuhkannya. Hal ini dikemukakan Menteri Perminyakan Ali al-Naimi dalam sebuah pertemuan energi di Jedah, Ahad (22/6), yang juga dihadiri negara-negara penghasil minyak.

Namun, sang menteri tak menyebutkan jumlah peningkatan produksi yang masih mampu dilakukan negeri penghasil minyak terbesar itu.

Sebelumnya, Saudi telah menyatakan bisa meningkatkan produksi minyaknya hingga 9,7 juta barel per hari mulai Juli mendatang. Tapi, rencana tersebut tak sanggup menahan harga minyak mentah dunia yang meroket, yang pada Jumat lalu ditutup dengan harga mendekati US$ 135 per barel.

Harga minyak yang tinggi mempengaruhi konsumen dan perekonomian negara-negara industri seperti Amerika Serikat, Eropa dan lain-lain. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) juga mendorong kenaikan harga makanan dan kebutuhan pokok lainnya.

Al-Naimi juga mengatakan Saudi berencana untuk meningkatkan kapasitas produksi minyak sekitar 12.5 juta barel per hari pada akhir tahun ini.

Amerika Serikat dan negara-negara barat menyalahkan Arab Saudi dan OPEC (Organisasi Negara Pengekspor Minyak) atas meroketnya harga minyak dunia.

Namun, Raja Arab Saudi Abdullah mengatakan bahwa negaranya tidak bertanggung jawab atas meningkatnya harga minyak mentah dunia. Menurutnya, penyebab meroketnya harga emas hitam tersebut adalah para spekulan dan tingginya pajak minyak di negara konsumen, dan meningkatnya konsumsi BBM di negara-negara berkembang.

"Ada beberapa faktor (penyebab naiknya harga minyak) seperti spekulan yang bermain di pasar untuk kepentingan pribadinya, peningkatan konsumsi di negara-negara berkembang, dan pajak minyak," katanya.

Arab Saudi telah meningkatkan produksi minyaknya sebanyak 300 ribu barel di bulan Mei. Kemungkinan Arab akan menambah produksi lagi sekitar 200 ribu pada bulan Juli mendatang sehingga total produksi menjadi 9,7 juta barel per hari.

Tidak ada komentar:

world market