Jumat, 27 Juni 2008

Memilah Saham di Tengah Tekanan

Jakarta - Pelaku pasar saham masih belum bebas berburu saham-saham favorit karena fluktuasi yang terus berlanjut dengan melejitnya harga minyak dunia yang sempat menyentuh di atas US$ 140 per barel.

Investor akan memilah-milah saham unggulan yang aman dikoleksi untuk menyiasati gejolak di lantai bursa. Saham-saham energi diprediksi akan kembali atraktif mengikuti tingginya harga minyak dunia.

Alhasil, pada perdagangan saham akhir pekan Jumat (27/6/2008) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih akan mengalami tekanan bahkan bisa negatif terimbas Wall Street.

Saham-saham perbankan masih akan menjadi sasaran pembelian selektif pelaku pasar. Ada kepercayaan pasar, setelah suku bunga the Fed stabil 2%, Bank Indonesia akan berlaku sama mempertahankan tingkat bunga BI Rate. Jika ini dilakukan emiten perbankan tidak perlu repot menaikkan bunga kredit, sehingga tidak mengganggu penyaluran kredit.

Pada penutupan perdagangan saham Kamis kemarin (26/6/2008), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 9,530 poin (0,41%) menjadi 2.350,892

Sementara saham di Wall Street pada penutupan perdagangan Kamis waktu AS anjlok karena sentimen harga minyak yang sempat di atas US$ 140 per barel.

Indeks Dow Jones anjlok 358,41 poin (3,03%) menjadi 11.453,42, Nasdaq turun 79,89 poin (3,33%) menjadi 79,89 dan S&P 500 turun 38,82 poin (2,94%) menjadi 1.283,15.

Tidak ada komentar:

world market