Selasa, 24 Juni 2008

IHSG Perlu Banyak Tenaga

Jakarta - Pasar saham perlu banyak tenaga untuk bisa melawan tekanan negatif bursa regional dan global. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum aman dari fluktuasi yang tajam.

Pada perdagangan saham Selasa (24/6/2008) IHSG diprediksi masih akan melanjutkan pelemahan. Peluang kenaikan saham bisa terjadi jika perburuan saham komoditas berlanjut.

Investor kini tengah menantikan hasil rapat FOMC yang akan menentukan suku bunga the Fed pada 24-25 Juni 2008. Ancaman tekanan inflasi yang tinggi di bulan Juni juga mulai menjadi perhatian pelaku pasar.

Sementara saham di Wall Street pada penutupan Senin waktu (23/6/2008) bergerak variatif menunggu the Fed. Indeks Dow Jones Industrial Average turun tipis 0,33 poin menjadi 11.842,36. Indeks Nasdaq turun 20,35 poin (0,85%) menjadi 2.385,74 dan Standard & Poor's naik tipis 0,07 poin (0,01%) menjadi 1.318,00.

Sementara pada penutupan perdagangan saham Senin kemarin (23/6/2008) IHSG turun 9,032 poin (0,38%) menjadi 2.362,744.

Berikut rekomendasi saham



Indeks masih menunjukkan tren pelemahan dengan terkoreksi 9 poin keposisi 2.362 menunggu signal positif ke pasar. Pasar diperkirakan masih melemah hingga FOMC pada Rabu mendatang dikisaran 2.350-2.380 dengan saham pilihan: AALI, PGAS, PTBA, MEDC, dan UNSP.



Bursa Indonesia kemarin kembali mengalami koreksi seiring dengan pelemahan yang terjadi pada bursa Asia. Menguatnya harga minyak dunia kembali menjadi kekhawatiran investor begitu juga dengan masih labilnya perekonomian US yang menghadapi dilema, inflasi tinggi dan kurangnya likuiditas di sektor finansial. Hal ini yang diperkirakan akan membuat The Fed Rate mempertahankan suku bunga di level 2%.

Indeks melemah 9 poin di level 2362,74. Investor asing kemarin membukukan net sell sekitar Rp1 triliun. Sementara semalam, bursa AS bergerak sideways dan ditutup melemah tipis seiring minimnya sentimen yang dapat diserap bursa. Teknikal rebound yang diharapkan terjadi, tertahan oleh kembali naiknya harga minyak yang menekan sektor otomotive dan finansial. Sementara Bursa Asia bergerak mixed dengan kecenderungan melemah terbatas. Para pelaku pasar masih menunggu keputusan The Fed tentang suku bunga.

Bursa Indonesia sendiri memiliki peluang cukup besar untuk mengalami teknikal rebound setelah selama sepekan terakhir mengalami koreksi dengan tahanan support kuat di level 2350. Sektor mining diperkirakan akan kembali mengangkat indeks disertai dengan beberapa saham yang telah terkoreksi cukup dalam seperti INDF, BBRI, ELTY dan BMRI. Rentang pergerakan indeks akan berada pada kisaran sempit 2350 - 2385

Tidak ada komentar:

world market