Selasa, 17 Juni 2008

Tak Kebagian ORI di Pasar Perdana Buru di Pasar Sekunder



Pekan lalu pemerintah menggelar lagi lelang surat utang negara (SUN) dan seperti lelang yang sudah-sudah antrian untuk membeli selalu berdesakan. Hasilnya pun sudah pasti, ada yang berhasil mendapatkan dan ada pula yang gigit jari.

Membeli ORI atau SUN atau obligasi korporasi di pasar sekunder memang tidak seperti membeli saham. Apabila transaksi saham dilakukan melalui bursa, transaksi surat utang (obligasi korporasi, ORI dan SUN) tidak demikian. Transaksi obligasi biasanya dilakukan melalui proses over the counter atau transaksi dilakukan di luar bursa dan dilaporkan ke bursa. Transaksi over the counter dilakukan secara driven market. Jadi bagi investor yang akan membeli ORI bisa dengan cara menghubungi perusahaan sekuritas yang selama ini aktif menjadi dealer market.

Buka Rekening

Sebelum melakukan order obligasi di pasar sekunder, investor diwajibkan untuk terlebih dulu membuka rekening efek di perusahaan efek yang menjadi perantara pembelian obligasi ini. Selanjutnya setelah membuka rekening, investor langsung menyetorkan sejumlah dana kepada perusahaan sekuritas tersebut. Dana yang disetorkan setidaknya sesuai dengan jumlah ORI yang akan dibeli ditambah dengan komisi bagi perusahaan sekuritas tersebut.

Setelah menyetorkan sejumlah dana maka secara tidak langsung investor sudah menugaskan perusahaan sekuritas tersebut untuk menjadi wakil dalam pembelian instrumen surat utang (obligasi korporasi, ORI atau SUN). Untuk hal-hal lain yang bersifat administrasi seperti soal pembayaran kupon, bukti pembelian dan bukti penjualan investor jangan kaget kalau bukti pembelian hanya berupa rekening saja. Hal itu perlu menjadi perhatian karena Pasar Modal Indonesia sudah diselesaikan secara scripless atau tanpa warkat alias tanpa fisik lagi.

Pembayaran dana pembelian obligasi dilakukan melalui transfer ke rekening perusahaan sekuritas. Setelah pembayaran selesai maka investor sebagai pembeli tinggal menunggu proses settlement atas transaksi. Obligasi yang telah dibeli investor akan tercantum di dalam rekening perusahaan sekuritas yang tercatat di KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia).

Selanjutnya untuk mengetahui perusahaan efek atau pihak bank yang menjadi dealer market dalam penerbitan obligasi ini, investor tentunya bisa berpedoman pada perusahaan efek atau pihak perbankan yang selama ini banyak menjajakan ORI dan SUN di pasar perdana.

Kenapa ORI jadi Pilihan?

Investasi merupakan sebuah upaya menempatkan sejumlah dana pada instrumen tertentu agar dana tersebut aman dan jumlahnya terus bertambah. Dalam konteks ORI sebagai sebuah instrumen investasi yang diterbitkan pemerintah (dijamin pemerintah) tentunya tingkat keamanan sangat tinggi. Boleh jadi investor di pasar perdana berebut untuk membeli instrumen yang zero risk tersebut. Apalagi ORI memiliki beberapa karakteristik yang sama dengan deposito. Apabila bunga deposito dibayarkan tiap bulan, begitupun kupon ORI juga dibayarkan setiap bulannya. Yang lebih menarik lagi bunga deposito tiap bulan belum tentu sebesar kupon bunga yang ditawarkan ORI. Dengan instrumen investasi yang rendah risiko, permintaan di pasar perdana (ketika pertama kali ditawarkan) cukup tinggi. Bahkan sejumlah agen penjual terpaksa meminta tambahan kuota dari pemerintah tiap kali ada lelang surat utang negara dan ritel ini.

Pada ORI004 misalnya tawaran kupon bunganya sangat menarik, bayangkan tingkat kupon bunga yang ditawarkan adalah 9,5 persen atau berada 1 hingga 1,5 persen di atas BI Rate. Karenanya jangan heran kalau saat ini investor di pasar modal terus bertambah. Bahkan menurut Departemen Keuangan, pembeli ORI ini hampir dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia. Pembeli ORI 004 misalnya, terdiri dari 37.724 pemesan dari 31 provinsi minus Sulawesi Barat dan Irian Jaya Barat. Sehingga rata-rata agen penjual menjangkau sekitar 2.096 pemesan. Penjualan ORI 004 dibagi menjadi tiga wilayah yaitu pertama di Jakarta, kedua Indonesia Barat dan ketiga, Indonesia Tengah dan Timur. Pemesanan di DKI tumbuh sekira 46,62 persen bila dibandingkan dengan ORI 003, di Indonesia barat tumbuh 42,56 persen serta wilayah Tengah dan Timur tumbuh sebesar 30,87 persen.

Komposisi pemesan pada kisaran Rp5-100 juta yang paling banyak sebesar 54,59 persen dari total pemesan. Hasilnya kini struktur investor pasar modal makin variatif, tidak hanya mereka yang hanya mengerti tentang industri finansial saja, tapi seluruh lapisan masyarakat. Menurut Departemen Keuangan Komposisi pembeli ORI dari karyawan swasta 22,98 persen, ibu rumah tangga 22,68 persen, wiraswasta 22,5 persen, lain-lain 21,67 persen dan TNI-Polri 10,71 persen. Data tersebut memperlihatkan tingginya animo masyarakat terhadap jenis obligasi ritel yang diterbitkan pemerintah itu. Tingginya animo ini tidak lain karena pertama investasi ORI memiliki return yang lebih tinggi setidaknya dalam tiga tahun terakhir. Kupon bunga dalam tiga tahun terakhir ini ada pada kisaran 9,28 persen hingga 12,05 persen. Bunga kupon ORI002 tahun 2006 (9,28 persen ) dan ORI003 tahun 2007 (9,4 persen) lebih rendah dari ORI001 tahun 2005 yang sebesar 12,05 persen. Di samping itu jatuh tempo ORI (maturity date) yang relatif pendek dibanding obligasi konvensional. Ibaratnya investasi ORI kini sudah menjadi pengganti deposito bagi masyarakat. Tidak itu saja, selain tingkat kupon yang menarik, pembayaran kupon secara bulanan sehingga ORI bagi investor dianggap sebagai pengganti deposito. (tim bei) (//mbs)

Tidak ada komentar:

world market