Senin, 09 Juni 2008

Temasek Lepas Indosat

JAKARTA, BPOST - Kepemilikan PT Indosat Tbk berpindah tangan. Singapura Technologies Telemedia (STT) menjual seluruh sahamnya di Indosat kepada Qatar Telecom QSC (Qtel). Image

Dari pelepasan 40,8 persen saham itu, STT yang merupakan anak usaha Temasek Holding berhasil meraup dana 1,8 miliar dolar AS (Rp 16,2 triliun). Saat membeli Indosat pada 2002 lalu, STT melalui Asia Mobile Holdings (AMH) hanya mengeluarkan Rp 5,62 triliun.

Meski melepas Indosat, Temasek Holding masih menjadi penguasa seluler di tanah air. Melalui anak usahanya Singapore Telecom (SingTel), Temasek menguasai 35 persen saham perusahaan raksasa telepon seluler PT Telkomsel Tbk.

Dengan penguasaan atas Telkomsel dan Indosat, praktis Temasek menjadi raksasa dari seberang yang menguasai pasar telepon seluler di Indonesia. Telkomsel menguasai 54 persen pangsa pasar seluler. Sedangkan, 28 persen lainnya dikuasai Indosat melalui PT Satelindo, sehingga total 83 persen pasar seluler di bawah kontrol Temasek.

Penjualan Indosat kepada STT maupun Telkomsel kepada SingTel sebenarnya dikecam banyak kalangan. Mereka sempat berdemonstrasi menolak penjualan oleh Meneg BUMN (saat itu) Laksamana Sukardi.

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) pun pernah mencurigai kemungkinan terjadinya praktik monopoli. Salah seorang anggotanya, Didik J Rachbini, mengatakan penguasaan dominan Temasek akan berakibat pengendalian harga. “Rakyat yang harus menanggung,” ujarnya.

Penjualan seluruh saham STT di Indosat ini terkait erat keputusan KPPU November 2007 lalu. Dalam putusannya, KPPU menetapkan Temasek telah melakukan monopoli.

Akibatnya, konsumen dirugikan sebesar Rp 14,7-30,8 triliun selama 2003-2006.

Temasek juga diwajibkan melepas kepemilikan saham di Telkomsel atau Indosat. Putusan KPPU dikuatkan oleh PN Jakarta Pusat.

Berbagai kalangan menilai, penjualan Indosat dan Telkomsel oleh pemerintah adalah langkah yang salah. Menurut mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli, Indosat dalam waktu tiga tahun dapat memberi penghasilan sebesar hasil penjualan saham kepada anak perusahaan Temasek.

Indosat mampu mengumpulkan laba bersih rata-rata Rp 1,5 triliun per tahun. Diperkirakan laba Indosat yang memiliki aset Rp 26,7 triliun itu terus membesar.

Demikian pula Telkomsel. Dari dana sebesar Rp 3,19 triliun yang dikucurkan SingTel pada 2002 untuk membeli 35 saham Telkomsel sudah balik modal pada tahun ketiga (2005). Pada 2003 SingTel mendapat bagian keuntungan sekitar Rp 640 miliar.

Pemerintah pun dituding hanya demi mengejar setoran untuk menambal APBN. Ketua Komisi Konstitusi Jimly Asshiddiqie di kantor BPost, Sabtu (7/6), mengatakan, pemerintah seharusnya mencontoh sistem di Rusia.

“Rusia, tidak pernah menjual BUMN-nya, tapi menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada pihak luar atau asing dengan sistem bagi hasil,” katanya. l

Pengamat ekonomi dari Unlam Syahrituah Siregar pun berpendapat, penjualan Indosat oleh STT kapada Qtel membuktikan ketidakberdayaan pemerintah menghadapi perusahaan asing. “Semestinya pemerintah Indonesia berkepentingan membeli kembali saham tersebut. Kalau dibiarkan, pemerintah terus saja memperkuat privatisasi menyalurkan aset negara kepada asing,” ujarnya.

Kalau tidak punya modal, pemerintah bisa menghimpun dana swasta. “Jangan membiarkan asing tetap menguasai aset-aset negara yang strategis,” katanya.

Juragan Baru
Anehnya, Presdir Indosat Tbk Johnny Swandi Sjam mengaku tidak mengetahui alasan di balik penjualan tersebut. “Saya hanya menjalankan perusahaan agar tetap berjalan,” katanya.

Sebelum mengakuisisi Indosat, Qtel lebih dulu membeli 25 persen saham AHM dari STT senilai 635 juta dolar AS. Langkah itu guna memuluskan kelompok usaha milik juragan dari Timur Tengah itu untuk memborong seluruh saham AHM di Indosat.

CEO Qtel, Nasser Marafih, mengatakan pembelian Indosat membantu Qtel memperluas kepentingannya di Indonesia. “Kami percaya Indonesia memiliki pertumbuhan pasar telekomunikasi tinggi, dan Indosat sangat siap bersaing dalam pasar itu,” katanya.

Optimisme juga dilontarkan Presiden dan CEO STT, Lee Theng Kiat. “Qatar Telecom dapat membawa Indosat ke posisi lebih tinggi,” kata menantu manyan PM Singapura, Lee Kuan Yeuw itu.

Mengenai kepemilikan saham 35 persen yang dimiliki Temasek di Telkomsel, PT Telkom menyatakan siap membelinya. “Kita punya hak melakukan itu. Dananya juga ada,” kata Komisaris Utama PT Telkom Tanri Abeng.

Tidak ada komentar:

world market