Senin, 23 Juni 2008

Harga IPO KBRI Rp260

JAKARTA - Harga penawaran perdana saham (initial public offering/IPO) PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia (KBRI) ditetapkan sebesar Rp260 per lembar saham, dari yang ditawarkan sebesar Rp250-Rp280 per lembar saham. Dengan harga itu, perseroan akan meraup dana sekitar Rp353,6 miliar.

Senior Vice President Investment Banking PT Henan Putihrai Eban S Banowo mengatakan, dalam proses book building saham KBRI mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) 3,2 kali. Investor yang memesan saham KBRI terdiri dari investor asing dan lokal. "Untuk investor asing, kebanyakan dari institusi," kata dia,di Jakarta, Minggu (22/6/2008) kemarin.

Dalam IPO itu, perseroan akan melepas saham 1,360 miliar lembar saham atau 35,23 persen. Perseroan juga menerbitkan waran sebanyak-banyakanya 1,088 miliar, dengan rasio 5:4. Sementara harga pelaksaaan waran ditetapkan Rp265, dari yang ditawarkan semula Rp255-Rp285.

Sekretaris Perusahaan KBRI Tiur Simamora mengaku puas atas harga yang ditetapkan, di tengah kondisi pasar yang fluktuatif. "Saya cukup puas dengan harga itu," kata dia kepada SINDO di Jakarta kemarin.

Dia mengatakan saat ini perseroan masih menunggu keluarnya kontrak pendahuluan dari PT Bursa Efek Indonesia. Hal itu untuk melengkapi persyaratan IPO, yang juga diminta oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). "Kita masih menyiapkan dokumen-dokumen yang diminta regulator," tuturnya.

KBRI merupakan holding company dari anak perusahaan PT Kertas Blabak, Kertas Basuki Rachmat (KBR), dan PT HTI Basuki Rachmat. Masa penawaran direncanakan dilakukan pada akhir bulan Juni 2008, sehingga diharapkan dapat tercatat sebagai emiten di Bursa Efek Indonesia pada awal Juli 2008.

Dana hasil IPO itu akan digunakan untuk mengkonsolidasi bisnis kertas melalui anak usaha KBRI yaitu Kertas Basuki Rachmat (KBR) sebesar 65,9 persen, dan sisanya sisanya akan digunakan untuk modal kerja perseroan. Sementara dana hasil exercise waran akan digunakan untuk mebambah modal kerja perseroan.

"Dengan pembelian saham anak usaha itu akan memberikan kemampuan keuangan yang lebih kuat dan fleksibel bagi manejemen perusahaah." kata Direktur Utama PT Kertas Basuki Rachmat Yusuf Ardhi pada saat public expose beberapa waktu lalu.

Perseroan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp34 juta, yang akan digunakan untuk investasi perusahaan, yaitu KBR, melengkapi fasilitas Mesin Kertas 2 (Paper Machine 2/PM2). Sumber pendanaan tersebut berasal perbankan, dan tidak menutup kemungkinan untuk menerbitkan obligasi.

KBR juga telah menandatangani kontrak kerjasama dengan CellMark dimana pasokan bahan baku dan pemasaran produk untuk ekspor akan dilakukan seluruhnya oleh CellMark. CellMark adalah perusahaan sales and marketing pulp and paper terbesar dunia. KBRI kini juga tengah mempersiapkan PM2 milik KBR, yang akan beroperasi penuh pada pertengahan tahun 2009, sehingga kapasitas produksi dapat naik menjadi 150 ribu per ton, dari sekarang 40-50 ribu ton.

Dalam riset yang dikeluarkan oleh Henan Putihrai Sekuritas, analis Thombos Sitanggang mengatakan dengan harga penawaran Rp250-280 itu mempunyai valuasi sebesar Rp365 jika melalui pendekatan Discounted Cash Flow (DCF) per lembar sehingga memberikan potential upside sebesar 30,39 persen-46,03 persen.

Menurutnya dengan adanya kerjasama dengan Cellmark, memberikan peluang perluasan pangsa pasar bagi KBRI sekaligus penetrasi ke pasar internasional." Dengan penyelesaian PM-2 juga akan meningkatkan kapasitas produksi secara signifikan seiring beroprasinya PM-2," tuturnya.

Tidak ada komentar:

world market