Selasa, 17 Juni 2008

BTEL Dapat Suntikan USD50 Juta dari Huawei

JAKARTA - PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) mendapat suntikan dana USD50 juta dari perusahaan penyedia solusi telekomunikasi, Huawei. Dana tersebut untuk kebutuhan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) tahun 2008.


"Tahun ini Huawei kucurkan USD50 juta untuk Capex kita," kata Direktur Keuangan BTEL Jastiro Abi usai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) perseroan di Jakarta, Senin (16/6/2008).

Dia mengatakan, rencananya Huawei akan mengucurkan dana USD150 juta secara bertahap. Total dana tersebut akan digunakan untuk pendanaan capex perseroan selama tiga tahun ke depan yang dianggarkan sebesar USD600 juta. Khusus untuk 2008 perseroan menganggarkan belanja modal sekitar USD232 juta.

Selain kucuran dana dari Huawei jelas Abi, pendanaan belanja modal tahun ini akan diperoleh dari dana hasil penawaran umum saham terbatas (rights issue) sekira USD116 juta dan sisanya diambil dari kas internal.

Pada kuartal I/2008, BTEL telah menyelesaikan penerbitan saham terbatas (rights issue) sebesar Rp3 triliun. Dana tersebut untuk pendanaan capex selama tiga tahun sebesar USD600 juta. "Dari anggaran belanja modal 2008 sebesar USD232 juta, sekitar 50 persen akan menggunakan dana hasil rights issue," jelas Abi.

Dana belanja modal tahun ini, rencananya digunakan untuk menambah 1.000 base tranceiver stations (BTS). Pada akhir 2007, jumlah BTS perseroan mencapai 1.200. Adapun pada kuartal I-2008, BTS perseroan telah bertambah menjadi 1.411 BTS.

Melalui penambahan jumlah BTS tersebut, BTEL menargetkan jumlah pelanggan menjadi 7 juta di akhir tahun 2008. Pada akhir 2007 lalu, jumlah pelanggan BTEL sebanyak 3,8 juta pelanggan.

Per kuatal I/2008, jumlah pelanggan BTEL mencapai 4,49 juta pelanggan. Sementara hingga dua tahun ke depan BTEL menargetkan jumlah pelanggan sebanyak 14 juta pelanggan.

RUPST juga menyetujui untuk tidak membagikan dividen tahun 2007. Pasalnya, saat ini perseroan masih dalam tahap pengembangan. "Jadi lebih baik menempatkan saldo laba sebagai dana dicadangkan untuk keperluan investasi di masa mendatang," kata Abi.

Analis BNI Securities Muhammad Alfatih mengatakan, sektor telekomunikasi pada tahun ini diprediksi menurun. Namun untuk BTEL memiliki potensi untuk memperoleh kenaikan pendapatan dan harga saham. "BTEL punya potensi itu," katanya.

Dia mengatakan, saat ini saham BTEL mengalami penurunan dibandingkan Oktober 2007 dari Rp475 menjadi Rp255. Namun jika saham BTEL dapat menembus Rp260-290, maka diprediksi dapat berbalik arah (rebound). "Dengan upaya ekspansi itu, perseroan akan menembus level itu," katanya. (Whisnu Bagus /Sindo/hsp)

Tidak ada komentar:

world market